...welcome to my blog...
a place where we can toast & drink
a place where we can share & comment
a place where there no bullshit & everybody can come

Senin, 14 Februari 2011

Penyebaran Agama Islam di Indonesia


Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Berdasarkan asal daerah dan waktunya, penyebaran agama islam di Indonesia dibagi menjadi tiga gelombang. Pertama (jalur utara), dari daerah Mesootamia (Persia) ke arah timur (Afghanistan, Pakistan, dan Gujarat) melalui jalur darat. Kemudian melalui jalur laut ke Indonesia. Kedua (jalur tengah), dari daerah Semenanjung Arabia. Wilayah Indonesia yang didatangi pertama kali adalah Sumatera Barat. Ketiga (jalur selatan), dari Kairo dengan penyebarnya adalah organisasi Muhammadiyah.
Penyebaran agama islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara. Selain perdagangan, ada juga kegiatan perkawinan, politik, pendidikan, kesenian, dan tasawuf. Perkembangan islam sendiri dimulai pada abad ke-13 M. Diterimanya budaya islam tersebut di Indonesia dengan alasan sebagai berikut:
1.      Islam bersifat terbuka sehingga penyebarannya dapat dilakukan oleh setiap orang muslim
2.      Penyebarannya dilakukan secara damai
3.      Tidak adanya perbedaan kedudukan seseorang dalam kehidupan
4.      Upacara-upacara dalam islam bersifat sederhana
5.      Ajaran islam dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan adanya sistem zakat
Penyebaran agama islam melalui kegiatan politik menyebabkan berdirinya kerajaan – kerajaan islam di banyak daerah di Indonesia. Kurang lebih ada delapan kerajaan islam di Indonesia. Berikut penjelasannya:
1.     Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letaknya di pantai timur Sumatera Utara. Posisi kerajaan ini strategis karena dekat dengan jalur perdagangan internasional yaitu selat Malaka. Sehingga kerajaan ini berkembang pesat terutama di bidang perdagangannya. Selain itu, hasil lada di wilayah kerajaan Samudra Pasai juga melimpah.
Ada tiga orang raja yang pernah memimpin kerajaan ini. Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Samudra Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil. Ia mendirikan kerajaan ini dengan tujuan untuk menguasai perdagangan rempah dan lada. Dan landasan kerajaannya adalah hukum-hukum islam.
Kemudian pada tahun 1285 M, kekuasaan Nazimuddin direbut oleh Sultan Malikul Saleh yang memerintah hingga tahun 1297 M. Dan pada tahun 1297 M itu, Malikul Saleh wafat dan digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Malikul Thahir. Ia memerintah tahun 1297 – 1326 M. Runtuhnya kerajaan ini disebabkan munculnya Kerajaan Malaka yang perdagangannya mengalahkan perdagangan kerajaan Samudra Pasai.
2.     Malaka
Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran islam di Asia Tengara. Letaknya yaitu di semenanjung Malaya. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh enam raja yang berbeda. Raja pertamanya yaitu Iskandar Syah. Beliau adalah salah seorang pangeran kerajaan Majapahit yang melarikan diri dari perang Paregreg. Nama aslinya adalah Paramisora. Awalnya bukanlah kerajaan islam, tapi karena pedagang di pelabuhan kerajaan ini mayoritas beragama islam, maka Paramisora memeluk islam dan mengganti namanya menjadi Iskandar Syah. Ia memerintah tahun 1396 – 1414 M.
Setelah Iskandar Syah wafat, putranya yang bernama Muhammad Iskandar Syah menjadi raja. Ia memerintah tahun 1414 – 1424 M. Ia menikah dengan putri dari Kerajaan Samudra Pasai. Dengan begitu, ia berhasil menguasai perdagangan di selat Malaka.
Tahun 1424 M, takhta kerajaan direbut oleh Mudzafat Syah. Ia memerintah tahun 1424 – 1458 M. Saat memerintah ia berhasil mengalahkan kerajaan Siam yang menyerang Malaka. Kemudian setelah dia wafat, ia digantikan oleh Sultan Mansyur Syah, putranya.
Sultan Mansyur Syah memerintah tahun 1458 – 1477 M. Malaka mencapai masa kejayaannya pada pemerintahan Mansyur Syah. Kemudian ia digantikan oleh Sultan Alaudin Syah yang memerintah tahun 1477 – 1488 M. Pada masa pemerintahannya, Malaka mengalami kemerosotan sehingga ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Mahmud Syah yang memerintah tahun 1488 – 1511 M. Di bawah pemerintahannya, Malaka adalah kerajaan yang lemah dan akhirnya pada tahun 1511 M, Malaka jatuh ke tangan Portugis.
3.     Aceh
Kerajaan Aceh terletak di pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur perdagangan internasional. Tahun berdirinya kerajaan Aceh tidak dapat diketahui secara pasti. Raja pertama di Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang memerintah tahun 1514-1528 M. Ia memperluas wilayah Aceh ke daerah Daya dan Pasai. Ia juga menyerang Portugis dan Kerajaan Aru.
Setelah Sultan Ali wafat, ia digantikan putranya yang bernama Sultan Salahuddin yang memerintah tahun 1528-1537 M. Ia tidak peduli dengan kerajaannya sehingga kerajaan Aceh mengalami kemerosotan. Akhirnya ia digantikan oleh saudaranya yang bernama Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar. Ia memerintah tahun 1537-1568 M. Ia bertekad mengembalikan kejayaan Kerajaan Aceh. Tapi usahanya tersebut menjadi sia-sia setelah pemerintahannya berakhir. Banyak perebutan kekuasaan di kerajaan.
Kemudian, sultan Iskandar muda naik takhta hingga keadaan menjadi terkendali. Bahkan kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahannya, yaitu tahun 1607-1636 M. Bahkan wilayah kerajaan pun menjadi sangat luas. Setelah ia wafat, Sultan Iskandar Thani, menantunya, menggantikannya. Ia memerintah tahun 1636-1641 M. kemudian ia digantikan olah putrinya, Putri Sri Alam Permaisuri yang memerintah tahun 1641-1675 M.
Kemunduran kerajaan Aceh disebabkan oleh beberapa hal. Pertama tidak adanya penerus takhta yang secakap sultan Iskandar Muda. Kedua, banyaknya pertikaian di kerajaan Aceh. Ketiga, banyaknya daerah kekuasaan Aceh yang melepaskan diri.

4.     Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan islam pertama di pulau Jawa. Letaknya di Jawa Tengah. Awal berdirinya kerajaan ini berkat bantuan bupati Jawa Timur dan Jawa Tengah yang telah menganut islam terlebih dahulu. Awalnya, kerajaan ini bernama kerajaan Bintaro yang merupakan daerah bawahan Majapahit yang kekuasaannya diserahkan kepada Raden Patah yang ibunya menganut islam.
Raden Patah adalah raja pertama di Demak. Ia mengganti namanya menjadi Sultan Alam Akbar al-Fatah. Ia memerintah tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya kerajaan Demak berkembang pesat karena wilayah pertaniannya yang luas. Penyebaran agama islam di kerajaan Demak dibantu oleh para wali. Bahkan para wali tersebut membantu pendirian masjid Demak
Setelah raden Patah wafat, ia diganti oleh Adipati Unus yang memerintah tahun 1518-1521 M. Ia meninggal di usia muda dalam keadaan tidak memiliki putra mahkota. Sehingga ia digantikan oleh saudaranya yang bernama Sultan Trenggana. Ia memerintah tahun 1521-1546 M. Di bawah pemerintahannya Demak mencapai masa kejayaannya. Ia berhasil menaklukkan berbagai wilayah di Jawa. Tetapi ia gugur dalam penyerangannya ke Pasuruan. Setelah ia wafat, banyak terjadi perebutan kekuasaan di Demak hingga kerajaan Demak runtuh.
5.     Banten
Kerajaan Banten terletak di Jawa Barat bagian utara. Banten adalah kerajaan besar di Jawa Barat yang menjadi saingan berat VOC di Batavia. Raja pertama Banten adalah Hasanuddin yang memerintah tahun 1552-1570 M. Kemudian ia digantikan oleh Panembahan Yusuf, putranya. Kemudian ia meninggal pada tahun1570 M karena sakit keras. Dan ia digantikan oleh Maulana Muhammad yang baru berumur sembilan tahun. Ia meninggal saat penyerangannya ke daerah Palembang.
Selanjutnya pemerintahan berpindah kepada Abu’ Mufakir, putra Maulana Muhammad yang baru berumur lima bulan. Karena ia masih bayi, ia dibantu Jayanegara. Kemudian setelah Abu’ Mufakir wafat, ia digantikan putranya, Sultan Ageng Tirtayasa, yang memerintah tahun 1651-1692 M. Di bawah pemerintahannya Banten mengalami masa kejayaannya. Tahun 1671, ia mengangkat putranya yang bernama Sultan Abdul Kahar untuk menjadi raja pembantu selama ia beristirahat di Tirtayasa. Sultan Abdul Kahar selanjutnya disebut Sultan Haji. Sultan Haji dipengaruhi oleh Belanda sehingga Sultan Ageng Tirtayasa menarik kuasa Sultan Haji. Terjadilah perebutan kekuasaan hingga akhirnya Tirtayasa dipenjara hingga wafat. Dan sejak itu, runtuhlah kerajaan Banten akibat pendudukan Belanda.
6.     Mataram
Letaknya di Jawa Tengah sebelah selatan. Pusatnya adalah kota Gede atau Pasar Gede. Raja pertamanya adalah Panembahan Senapati. Ia berhasil menduduki wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kemudian ia digantikan oleh Mas Jolang yang memerintah tahun 1601-1613 M. Setelah ia wafat, ia digantikan Raden Mas Martapura. Tapi kemudian ia turun takhta karena sakit-sakitan.
Pemerintahan beralih ke tangan Sultan Agung yang memerintah tahun 1613-1645 M. Di bawah pemerintahannya, Mataram mencapai masa kejayaannya. Setelah wafat ia digantikan putranya, Amangkurat I yang memerintah tahun 1645-1677 M. Ia menjalin hubungan erat dengan Belanda yang berakhir dengan pengkhianatan Belanda. Timbullah pemberontakan yang mengakibatkan tewasnya Amangkurat I.
Pemerintahan beralih lagi ke Amangkurat II yang memerintah tahun 1677-1703 M. Setelah ia wafat, Mataram dibagi menjadi dua berdasarkan Perjanjian Giyanti, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesuhunan Surakarta. Kemudian muncul lagi Perjanjian Salatiga yang semakin mempersempit wilayah Mataram.
7.     Gowa dan Tallo
Kerajaan ini terkenal dengan nama kerajaan Makassar. Letaknya di daerah Sulawesi Selatan. Raja pertamanya adalah Alauddin yang memerintah tahun 1591-1638 M. Setelah ia wafat, pemerintahan jatuh ke tangan Sultan Hasanuddin hingga Makassar mencapai puncak kejayaan. Tapi, kerajaan Makassar terdesak oleh Belanda yang bekerjasama dengan Kerajaan Bone. Muncullah perjanjian Bongaya.
Kemudian, Sultan Hasanuddin digantikan oleh putranya, Mapasomba. Sayangnya, ia melawan terhadap Belanda hingga ia pun mendapat serangan dari Belanda hingga Makassar jatuh ke tangan Belanda.
8.     Ternate dan Tidore
Kedua kerajaan ini terletak di kepulauan Maluku. Saat itu, Maluku adalah penghasil rempah terbesar sehingga dijuluki “the Spice Island”. Kerajaan Ternate adalah pemimpin Uli lima, yaitu persekutuan lima bersaudara yang wilayah kekuasaannya mencakup pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Sedangkan kerajaan Tidore adalah pemimpin Uli Siwa, yaitu persekutuan sembilan bersaudara yang wilayah kekuasaannya mencakup pulau-pulau Makayan, Jahilolo atau Halmahera, dan pulau-pulau di antara daerah itu hingga ke Irian Barat.
Kemudian timbul perselisihan antara Ternate yang dibantu oleh Portugis dengan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Hingga akhirnya dibuat perjanjian Saragosa yang menyatakan bahwa Spanyol harus pindah ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku. Hingga akhirnya dua kerajaan tersebut menjadi satu.
Raja pertamanya adalah Sultan Hairun yang menentang politik monopoli Portugis. Akibatnya pihak portugis membunuh Sultan Hairun. Kemudian putranya, Sultan Baabullah, menggantikannya. Ia menyerang Portugis bersama dengan rakyat Maluku hingga akhirnya mereka berhasil mengusir Portugis pada tahun 1575 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar